MENOLAK LUPA: UPACARA HARI PAHLAWAN
Bambang
S. Sankarto
Membaca
Pengumuman di WA Grup kantorku, yang berisi permohonan agar setiap bidang
menyertakan dua orang staf untuk mengikuti upacara Hari Pahlawan di Kantor
Pusat, hati dan pikiranku jadi tergelitik untuk kembali mencari makna
pentingnya nilai upacara tersebut. Dengan harapan agar aku tidak terjebak pada
kebiasaan rutin tanpa makna dan hampa penghayatan.
Di bulan
November, tepatnya 10 November, kita pasti ingat dan tahu, dooong…ada momen penting
dalam sejarah nasional bangsa kita, yaitu Hari Pahlawan. Pemerintah menetapkan
aturan agar setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan, pastinya
ada makna besar… dooong… dibalik peringatan tersebut. Peringatan dimaksud
biasanya dilakukan antara lain dengan upacara, tabur bunga, dan berbagai
perlombaan.
Untuk
kembali mencari makna hari bersejarah itu, aku mencoba menelusur ingatanku jauh
ke belakang, ke pelajaran Sejarah Indonesia waktu duduk di bangku sekolah
tingkat SD, SMP, dan SMA. Yuuuk…kita sama sama coba ingat ingat lagi, ada apa sih?
dan apa yang terkandung di Hari
Pahlawan, supaya kita bisa mengambil manfaat semangat pahlawan untuk perjalanan
hidup kita ke depan dan bahu membahu turut serta dalam pembangunan tanpa mebeda
bedakan suku, agama, ras, dan latar belakang lainnya. Yuuuk…ah…
Hari
Pahlawan adalah hari yang kita peringati untuk mengenang jasa para pahlawan
dalam peristiwa pertempuran
di Surabaya pada tanggal 10
November 1945.
Pertempuran tersebut merupakan bagian dari revolusi nasional, perang antara tentara
dan milisi Indonesia melawan tentara Britania Raya dan Belanda. Perlawanan
pasukan Indonesia terhadap pasukan asing untuk mempertahankan kemerdekaan. Perang
tersebut merupakan dan menjadi simbol perlawanan hebat Indonesia terhadap
kolonialisme.
Perang senjata di Surabaya itu memanas
setelah pimpinan tentara Inggris untuk JawaTimur, Brigadir Jenderal Mallaby
terbunuh oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia pada 30 Oktober 1945.
10 November pagi, tentara
Inggris dan pasukan sekutu melancarkan serangan, dan mendapatkan perlawanan dari
pasukan dan milisi Indonesia. Selain Bung Tomo, juga turut serta tokoh-tokoh
lain dalam menggerakkan rakyat Surabaya. Beberapa datang dari latar
belakang agama seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai
lainnya. Mereka mengerahkan santri-santri dan masyarakat sipil sebagai milisi
perlawanan. Pertempuran ini berlangsung sekitar tiga minggu. Segenap
rakyat larut dalam perjuangan. Tidak ada perbedaan golongan, tingkatan, agama
apalagi pandangan politik. Mereka bersatu, bahu membahu mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang terancam. Pejuang dari berbagai daerahpun turun. Tak
hanya masyarakat Surabaya, namun juga masyarakat dari Maluku, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi hingga Bali. Selain itu, para kiai, ulama serta para anak
muda pun turut terjun ke medan perang.
Peristiwa pertempuran di
Surabaya, 10 November 1945 merupakan satu dari sekian banyak kisah besar
perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.
Peringatan Hari Pahlawan memiliki arti
penting dan luas bagi bangsa dan negara kita, terutama dalam mengejawantahkan tahap
tahap perjuangan mengisi kemerdekaan dan menegakkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Pengejawantahan semangat para pahlawan, pejuang dalam memerdekakan bangsa
diterapkan melalui pelaksanaan pembangunan disegala bidang. Hal tersebut sangat
penting, mengingat para pahlawan saat itu, dengan semangat dan dedikasinya yang
tinggi, berjuang tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi, rela mengorbankan
segala miliknya dan bahkan jiwa raganya untuk melenyapkan penjajah
dari bumi Indonesia. Dengan demikian, kemerdekaan jiwa raga bangsa
Indonesia, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dapat tercapai. Lantas, bagaimanakah
peran kita dan khususnya generasi muda masa kini dalam mengisi perjuangan
bangsa saat ini untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan beradab?
Kemerdekaan tersebut, tidak hanya untuk
para pahlawan saja yang menikmatinya, tetapi juga untuk anak, cucu, dan
generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh karena itu, generasi penerus cita cita para
pahlawan, khususnya para generasi muda, hendaklah benar-benar dapat menghayati
dengan penuh pengertian, penuh kesadaran, dan penuh rasa tanggung jawab arti
perjuangan para pahlawan untuk diterapkan dalam menggapai cita cita di bidang
masing masing, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional termasuk
pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu, peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember, merupakan
wahana introspeksi penerapan semangat perjuangan para pahlawan memerdekakan bangsa
dalam diri generasi muda agar menyadari, memahami, dan lebih meningkatkan
fungsi dan peranannya dalam segala kegiatan pelaksanaan pembangunan Nasional.
Melalui peringatan Hari Pahlawan 10
Nopember 2018, mari kita tingkatkan jiwa, semangat, dan pengabdian serta
pengorbanan untuk melaksanakan pembangunan nasional, sesuai bidang dan ruang
lingkup tugas masing-masing. Dengan demikian, diharapkan dapat mewujudkan suatu
masyarakat beradab, adil, makmur yang merata meterial dan spiritual di dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar