Rabu, 21 November 2018


MENOLAK LUPA: UPACARA HARI PAHLAWAN

Bambang S. Sankarto

Membaca Pengumuman di WA Grup kantorku, yang berisi permohonan agar setiap bidang menyertakan dua orang staf untuk mengikuti upacara Hari Pahlawan di Kantor Pusat, hati dan pikiranku jadi tergelitik untuk kembali mencari makna pentingnya nilai upacara tersebut. Dengan harapan agar aku tidak terjebak pada kebiasaan rutin tanpa makna dan hampa penghayatan.

Di bulan November, tepatnya 10 November, kita pasti ingat dan tahu, dooong…ada momen penting dalam sejarah nasional bangsa kita, yaitu Hari Pahlawan. Pemerintah menetapkan aturan agar setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan, pastinya ada makna besar… dooong… dibalik peringatan tersebut. Peringatan dimaksud biasanya dilakukan antara lain dengan upacara, tabur bunga, dan berbagai perlombaan.

Untuk kembali mencari makna hari bersejarah itu, aku mencoba menelusur ingatanku jauh ke belakang, ke pelajaran Sejarah Indonesia waktu duduk di bangku sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Yuuuk…kita sama sama coba ingat ingat lagi, ada apa sih? dan apa  yang terkandung di Hari Pahlawan, supaya kita bisa mengambil manfaat semangat pahlawan untuk perjalanan hidup kita ke depan dan bahu membahu turut serta dalam pembangunan tanpa mebeda bedakan suku, agama, ras, dan latar belakang lainnya. Yuuuk…ah…

Hari Pahlawan adalah hari yang kita peringati untuk mengenang jasa para pahlawan dalam peristiwa pertempuran di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran tersebut merupakan bagian dari revolusi nasional, perang antara tentara dan milisi Indonesia melawan tentara Britania Raya dan Belanda. Perlawanan pasukan Indonesia terhadap pasukan asing untuk mempertahankan kemerdekaan. Perang tersebut merupakan dan menjadi simbol perlawanan hebat Indonesia terhadap kolonialisme.

Perang senjata di Surabaya itu memanas setelah pimpinan tentara Inggris untuk JawaTimur, Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia pada 30 Oktober 1945.

10 November pagi, tentara Inggris dan pasukan sekutu melancarkan serangan, dan mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia. Selain Bung Tomo, juga turut serta tokoh-tokoh lain dalam menggerakkan rakyat Surabaya. Beberapa datang dari latar belakang agama seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai lainnya. Mereka mengerahkan santri-santri dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan. Pertempuran ini berlangsung sekitar tiga minggu. Segenap rakyat larut dalam perjuangan. Tidak ada perbedaan golongan, tingkatan, agama apalagi pandangan politik. Mereka bersatu, bahu membahu mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang terancam. Pejuang dari berbagai daerahpun turun. Tak hanya masyarakat Surabaya, namun juga masyarakat dari Maluku, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Bali. Selain itu, para kiai, ulama serta para anak muda pun turut terjun ke medan perang.
Peristiwa pertempuran di Surabaya, 10 November 1945 merupakan satu dari sekian banyak kisah besar perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Peringatan Hari Pahlawan memiliki arti penting dan luas bagi bangsa dan negara kita, terutama dalam mengejawantahkan tahap tahap perjuangan mengisi kemerdekaan dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pengejawantahan semangat para pahlawan, pejuang dalam memerdekakan bangsa diterapkan melalui pelaksanaan pembangunan disegala bidang. Hal tersebut sangat penting, mengingat para pahlawan saat itu, dengan semangat dan dedikasinya yang tinggi, berjuang tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi, rela mengorbankan segala miliknya dan bahkan jiwa raganya untuk melenyapkan penjajah dari bumi Indonesia. Dengan demikian, kemerdekaan jiwa raga bangsa Indonesia, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dapat tercapai. Lantas, bagaimanakah peran kita dan khususnya generasi muda masa kini dalam mengisi perjuangan bangsa saat ini untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan beradab?

Kemerdekaan tersebut, tidak hanya untuk para pahlawan saja yang menikmatinya, tetapi juga untuk anak, cucu, dan generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh karena itu, generasi penerus cita cita para pahlawan, khususnya para generasi muda, hendaklah benar-benar dapat menghayati dengan penuh pengertian, penuh kesadaran, dan penuh rasa tanggung jawab arti perjuangan para pahlawan untuk diterapkan dalam menggapai cita cita di bidang masing masing, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional termasuk pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu,  peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember, merupakan wahana introspeksi penerapan semangat perjuangan para pahlawan memerdekakan bangsa dalam diri generasi muda agar menyadari, memahami, dan lebih meningkatkan fungsi dan peranannya dalam segala kegiatan pelaksanaan pembangunan Nasional.

Melalui peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2018, mari kita tingkatkan jiwa, semangat, dan pengabdian serta pengorbanan untuk melaksanakan pembangunan nasional, sesuai bidang dan ruang lingkup tugas masing-masing. Dengan demikian, diharapkan dapat mewujudkan suatu masyarakat beradab, adil, makmur yang merata meterial dan spiritual di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar