Dasar-dasar Menulis
Bagian 2
Oleh: Bambang
Setiabudi Sankarto
B.
Kemanfaatan
bercorak Praktis
1. Dikenal
Publik
Penulis
dapat menjadi terkenal karena berbagai karya tulisnya. Namun demikian, tidak
semua penulis bisa menjadi orang terkenal, yaitu menjadi tokoh publik yang
semua orang tahu. Bila disebut namanya semua orang tahu. Meskipun seorang
penulis tidak terkenal, minimal dia dikenal, sehingga dapat memperkuat
identitasnya. Orang hanya dengan mengetikan nama penulis di Search engine yang ada di internet, sejumlah
informasi terkait penulis dimaksud akan didapatkan, sehingga akan diketahui
siapa penulis yang dimaksud, termasuk berbagai karya tulisnya dapat diketahui.
Dengan demikian, melalui berbagai karya tulisnya, seseorang dapat dikenal,
sehingga akan memudahkan urusannya. Karya tulis merupakan jendela untuk kita
melihat keluar, dan sekaligus merupakan jendela agar orang lain dapat melihat
diri kita.
2.
Ekonomis
Orang
yang menghasilkan karya tulis dapat memperoleh kemanfaatan ekonomis, baik
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, misalnya orang yang menulis
artikel di koran lokal, nasional, ataupun di majalah akan langsung mendapat
uang atau honor. Demikian juga, orang yang menulis buku akan mendapatkan uang langsung
dari beli putus penerbit terhadap bukunya atau langsung mendapat bayaran
sekaligus di muka dari penerbit. Bisa juga mendapat royalty, ialah mendapatkan
bagian uang secara terus menerus sesuai prosentasinya dari sejumlah buku yang
terjual. Lain halnya dengan kemanfaatan ekonomis yang tidak langsung, penulis
akan memperoleh uang atau bayaran saat diundang menjadi pembicara, narasumber,
atau fasilitator. Mengapa demikian, karena yang bersangkutan dikenal kompetensinya,
memahami bidang tertentu melalui berbagai karya tulisnya. Dengan demikian, saat
panitia seminar, workshop ataupun symposium membutuhkan narasumber atau
pembicara yang sesuai dengan tema yang diusungnya pada sebuah forum yang akan
diselenggarakan, maka penulis dimaksud akan diundang menjadi pembicara,
narasumber, atau fasilitator.
3.
Kesehatan
Orang menjadi
sehat karena menulis. Orang depresi, cemas, galau akan lega hatinya karena
menulis. Berbagai beban yang tidak mengenakan hatinya akan tercurah melalui
tulisannya, dan membuat hatinya menjadi lega. Dengan demikian, menulis merupakan
bagian dari terapi, dan menulis itu menyehatkan. Oleh karenanya, manfaat
kesehatan dapat diperoleh dengan jalan menulis.
4.
Sarana membuka dan mengenal dunia
Melalui
karya tulis, seseorang bisa mengunjungi berbagai tempat di dalam negeri, dan juga
bisa terbang ke berbagai negara. Diterbangkan oleh buku, oleh karya tulis.
Contohnya, ketika Pak Cah telah banyak menghasilkan artikel di media masa dan
menulis buku, Pak Cah dapat terbang ke berbagai wilayah di Indonesia, Aceh
sampai Papua, dari pulau ke pulau, sampai ke macanegara atau berbagai negara
lain. Mengapa demikian? Karena melalui karya tulisnya, baik artikel maupun
buku, Pak Cah menjadi dikenal kompetensinya, sehingga beliau diundang ke
berbagai daerah ataupun negara untuk menjadi narasumber atau pembicara
diberbagai forum. Demikian pula halnya kita, seandainya kita nanti telah banyak
menghasilkan karya tulis, kemungkinan besar orang akan mengenal kita,
mengetahui kompetensi kita, dan mungkin juga kita akan diundang panitia suatu
forum sebagai pembicara, narasumber untuk memberi pencerahan ataupun
pengetahuan kepada peserta forum. Di Indonesia, profesi sebagi penulis tidak
menjanjikan bahwa penulis akan menjadi seorang yang kaya raya. Namun demikian,
bukan berarti tidak mungkin, karena ada beberapa penulis bisa menjadi kaya
karena karya tulisnya. Novelnya menjadi best
seller, bahkan diangkat menjadi film layar lebar. Penulis tersebut seperti:
Habiburrahman El Shirazy dengan Novelnya antara lain yang berjudul “Ayat ayat
Cinta”, dan Andrea Hirata dengan Novelnya berjudul “Laskar Pelangi”. Dari
novelnya tersebut, mereka mendapat royalty total sebesar lebih dari “Empat
Milyar” dari hasil penjualan bukunya. Disamping itu, juga mendapat royalty dari
film yang mengangkat cerita dari novel mereka. Meskipun kita, misalnya tidak
bisa menghasilkan royalty milyaran dari hasil karya tulis kita, minimal kita
bisa mendapat kemanfaatan dan pahala yang terus menerus dari apa yang kita tulis.
Hal tersebut lebih menjanjikan dan lebih riil untuk kita dapatkan.
Prinsip
prinsip dalam menulis
Dalam membuat
karya tulis, agar mendapatkan kemanfaatan dunia maupun akhirat, terhindar dari
pelanggaran norma adat dan hukum, tentunya kita harus berpegang kepada prinsip
prinsip nilai moral, akhlak, dan mental yang baik. Prinsip prinsip tersebut
antara lain:
1. Kebenaran
Menulislah yang benar yang kita
yakini kebenarannya. Kalau tidak yakin akan kebenarannya, jangan ditulis.
Bagaimana kita bisa menuliskan sesuatu, kalau kita sendiri ragu akan
kebenarannya, apalagi menulis sesuatu yang bertujuan ideologis atau dakwah.
Tujuan ideologis mempunyai makna bahwa kita sedang memengaruhi orang. Bagaimana
bisa memengaruhi orang jika kita sendiri tidak yakin terhadap apa yang kita
tulis atau kita sampaikan. Menulis itu mempunyai pertanggungjawaban uhrowi atau akhirat. Bila yang dituliskan
benar dan membawa orang lain menuju kebenaran, maka itu menjadi amal jariyah. Merupakan
amal ibadah yang terpuji, sepanjang tulisannya memberi kemanfaatan kepada para
pembacanya. Penulisnya akan mendapat pahala yang terus mengalir, meskipun telah
meninggal. Sebaliknya, bila kita menulis sesuatu yang berdampak negatif atau
menginspirasi pembacanya untuk berbuat jahat atau maksiat, bertolak belakang
dengan norma, ahlak, dan moral yang baik, maka akan mendapat cela, mendapat hukum
dunia maupun ahirat.
2. Kebermanfaatan
Kita menulis sesuatu itu harus ada
manfaatnya. Kalau sesuatu saya tulis, apa manfaatnya? Kalau sesuatu saya
sampaikan, apa manfaatnya? Misalnya menulis tema keluarga. Manfaatnya supaya
orang yang berumah tangga dapat hidup “sakinah, mawadah, warohmah”, terhindar
dari berbagai petaka dalam rumah tangga. Menulis apapun harus ada kemanfaatan
yang positip untuk diri kita maupun untuk orang lain, misalnya menginspirasi
orang untuk melakukan kebaikan, menasehati orang untuk melakukan kebaikan,
mencegah orang dari perbuatan buruk.
3. Etis
Yang dimaksud dengan ”etis” adalah
sesuatu yang berkaitan dengan atau berurusan dengan moral atau prinsip prinsip moralitas serta berkaitan dengan benar dan
salah dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, Jangan menulis yang menyakitkan
orang atau kelompok. Jangan menyinggung orang atau kelompok. Di era digital
saat ini, informasi yang disampaikan melalui media sosial begitu derasnya,
sehingga terkadang sulit untuk memfilternya, membedakannya mana yang benar dan
yang tidak benar, hoax, berita sampah, ataupun sesuatu yang tidak ada
realitasnya. Dalam konteks ini, maka perlu mengedepankan etika dalam menulis,
termasuk menyebarkan karya tulisnya. Sebagai panduan terkait etika, perlu
membaca Fatwa yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia mengenai
bermuamalah di media social. Perlu diingat, tulisan yang menyinggung orang,
kelompok, komunitas, dan organisasi apapun, akan mendapat konsekwensi hukum
sesuai Undang undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Jadi, menulis
apapun harus berprinsip pada etika, agar terhindar dari hukum.